Thursday, January 24, 2013
BAB VI Manusia dan Penderitaan
9:39 AM | Posted by
Unknown |
Edit Post
BAB VI
Manusia
dan Penderitaan
1. Pengertian
Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau
lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan
bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu
juga menentukan berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang
dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi
orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi
seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan
kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan
"risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada
umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang
bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya
2.Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga
berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang,
timbullah penderitaan.
Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami
manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik,
dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara
lain, ayat 40 surat Al Ankahut menyatakan :
"masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya.
"masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya.
Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan
banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman
pertama dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban.
3. Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental.
Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan
kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang hams diatasi
sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental
adalah :
nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya
usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan. kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya
usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan. kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
- kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
- terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tea yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
- cara pematangan batin yang salah dengan memberikan realcsi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
4. Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan.
Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu
terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu
semaksimal mungkin, bahkan rnenghindari atau menghilangkan sama sekali.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia hams optimis, is hams berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfinnan dalam surat Arra'du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan membah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
5.Penderitaan
Beberapa
sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam,
bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua
di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira
muda di Condet, Meletusnya gunung galunggung,perang Irak-Iran.Berita mengenai
penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat
radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari
jauh penderitaan manusia. Dengan demikiaan dapat menggugah hati manusia untuk
berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan
sukarelawan berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan
penyelamatan mereka dari musibah ini. Bantuan-bantuan ini dilakukan secara
perseorangan ataupun melalui organisasi-organisasi sosial, kemudian dikirimkan
atau diantarkan langsung ke tempat-tempat kejadian dan tempat-tempat
pengungsian.
Media
masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan
demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama
manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya
komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para
pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya
seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bemama Arie Hangara yang mati
akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul "Arie
Hangara".
6. Penderitaan dan Sebab-sebabnya
6. Penderitaan dan Sebab-sebabnya
Apabila
kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
a. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
b. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
7.Pengaruh Penderitaan
a. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
b. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
7.Pengaruh Penderitaan
Orang
yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan
sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa,
putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "sesal
dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna", "nasi sudah menjadi
bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti,
misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sumber:
http://galangwpatria.blogspot.com/2012/01/manusia-dan-penderitaan.html
BAB V Manusia dan Keindahan
8:51 AM | Posted by
Unknown |
Edit Post
BAB V
Manusia
dan Keindahan
1.Keindahan
Kata keindahan berasal dan kata indah, artinya bagus, pemai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, wama, dan sebaginya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tank yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya "Garis besar estetika". Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata "beutiful" dalam bahasa Perancis "beau", sedang Italia dan spanyol "bello" berasal dari kata latin "bellum". Akar katanya adalah "bonum" yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi "bonellum" dan terakhir diperpendek sehingga ditulis "bellum
Menurut cakupannya orang
harus membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai
sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris
sexing dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau
hal yang indah). Dalam
pembatasan filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja.
Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian, yakni :
a.
keindahan dalam anti yang luas
b.
keindahan dalam arti estetis murni
c.
keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
Keindahan
dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang
didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang
indah dan hulcum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagi
sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang
indah dan kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara pula mengenai buah
pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga
mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya 'symmetria'
untuk keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karya pahat dan
arsitektur ) dan hannonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik).
Jadi
pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
a.
keindahan semi
b.
keindahan alam
c.
keindahan moral
d.
keindahan intelektual
1.2 Nilai Estetika
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti hal nya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
”The believed capacity of any object to satisfy a human desire. The quality of any abject which causes it to be on interest to an individual or a group". ( kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk memuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau sesuatu golongan).
Menurut kamus itu selanjutnya nilai adalah semata-mata suatu realita psikologis yang hams dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapit pada sesuatu benda sampai terbukti ketidak benarannya.
1.3 Kontemplasi dan Ekstansi
Keindahan dapat dinilunati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, mendengar. Bentuk diluar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni suara, seni taxi, seni sastra, seni drama dan film, atau berupa ciptaan Tuhan misalnya pemandangan alam, bunga warna-wami, dan lain-lain.
1.4 Apa sebab manusia menciptakan keindahan ?
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti hal nya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
”The believed capacity of any object to satisfy a human desire. The quality of any abject which causes it to be on interest to an individual or a group". ( kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk memuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau sesuatu golongan).
Menurut kamus itu selanjutnya nilai adalah semata-mata suatu realita psikologis yang hams dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapit pada sesuatu benda sampai terbukti ketidak benarannya.
1.3 Kontemplasi dan Ekstansi
Keindahan dapat dinilunati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, mendengar. Bentuk diluar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni suara, seni taxi, seni sastra, seni drama dan film, atau berupa ciptaan Tuhan misalnya pemandangan alam, bunga warna-wami, dan lain-lain.
1.4 Apa sebab manusia menciptakan keindahan ?
Keindahan
itu pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti bahwa
keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula
kurang.. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi
tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman
atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral,
mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan
banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan
manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati. Berikut ini
akan dicoba menguraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan
keindahan.
a. Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih rendah dari derajad laki-laki.
b. Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan huktun agama, dan moral masyarakat.
c. Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak bediati-had dan sebagainya.
d. Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terbadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu is berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.
1.5 Keindahan menurut pandangan Romantik
Dalam buku AN Essay on Man
(1954), Ems Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pemah selesai
diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata-kata penyair
romantik John Keats (1795-1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :
“A thing of beuty is a joy forever its loveliness iscreases; it wil never pass into nothingness”
Dia mengatakan, bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pemah berlalu ke ketiadaan. Dan sini kita mengetahui bahwa keindahan hanyalah sebuah konsep yang bare berkomunikasi setelah mempunyai bentuk. Karena itu dia tidak berbicara langsung mengenai keindahan, akan tetapi sesuatu yang indah.
2. Renungan
Renungan berasal dan kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologik.
a. Teori Pengungkapan
Dalil dari teori ini ialah bahwa "Art is an expression of human feeling" ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
b. Teori Metafisik
Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peninian (imitation theory). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi.
c. Teori Psikologi
Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diaras taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis.
3. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan clan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is unity of formal relations among our sence-perception). Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari perenungan yang menyenangkan. Dalam keselarasan itu seseorang memiliki perasaan-perasaan seimbang dan tenang, mencapai cita rasa akan sesuatu yang terakhir dan rasa hidup sesaat di tempat-tempat kesempumaan yang dengan senang hati ingin diperpanjangnya.
a. Teori Obyektif dan Teori Subyektif
Teori obyektif beipendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.
Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dan si pengamat itu.
b. Teori Perimbangan
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda-benda: Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Eropa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-benda. Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dari tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karen itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan.
“A thing of beuty is a joy forever its loveliness iscreases; it wil never pass into nothingness”
Dia mengatakan, bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pemah berlalu ke ketiadaan. Dan sini kita mengetahui bahwa keindahan hanyalah sebuah konsep yang bare berkomunikasi setelah mempunyai bentuk. Karena itu dia tidak berbicara langsung mengenai keindahan, akan tetapi sesuatu yang indah.
2. Renungan
Renungan berasal dan kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologik.
a. Teori Pengungkapan
Dalil dari teori ini ialah bahwa "Art is an expression of human feeling" ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
b. Teori Metafisik
Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peninian (imitation theory). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi.
c. Teori Psikologi
Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diaras taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis.
3. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan clan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is unity of formal relations among our sence-perception). Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari perenungan yang menyenangkan. Dalam keselarasan itu seseorang memiliki perasaan-perasaan seimbang dan tenang, mencapai cita rasa akan sesuatu yang terakhir dan rasa hidup sesaat di tempat-tempat kesempumaan yang dengan senang hati ingin diperpanjangnya.
a. Teori Obyektif dan Teori Subyektif
Teori obyektif beipendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.
Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dan si pengamat itu.
b. Teori Perimbangan
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda-benda: Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Eropa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-benda. Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dari tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karen itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan.
Sumber
:
BAB IV Manusia dan Cinta Kasih
8:36 AM | Posted by
Unknown |
Edit Post
BAB IV
Manusia dan Cinta Kasih
1. Pengertian Cinta Kasih
Cinta adalah
rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta
(kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat
diatikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan
menaruh belas kasihan.
Terdapat perbedaan antara cinta
dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada
yang dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu.
Perbedaan antara cinta
dengan nafsu adalah sebagai berikut:
a.
Cinta bersifat manusiawi.
b.
Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu
bersifat jasmaniah.
c.
Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu
cenderung menuntut.
Cinta juga selalu menyatakan unsur - unsur dasar
tertentu yaitu:
a.
Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada
anaknya.
b.
Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar –
benar bedasarkan atas suka rela.
c.
Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang
bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka dirinya.
d.
Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui
rahasia manusia.
2. Cinta Menurut Ajaran Agama
Ada yang berpendapat bahwa etika
cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama, tetapi dalam
kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan. Di
satu pihak ada yang mengatakan, cinta di dengungkan lewat lagu dan organisasi
perdamaian dunia, tetapi di pihak lain ada juga yang mengatakan dalam praktik
kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan.
Cinta menampakkan di dalam kehidupan
manusia dalam berbagai bentuk, kadang-kadang seseorang mencintai dirinya
sendiri, kadang-kadang seseorang mencintai orang lain. Atau juga istri dan
anaknya, hartanya allah dan rasulnya, berbagai bentuk cinta ini bisa kita
dapatkan dalam kitab suci Al-Qur'an
- Cinta diri , Cinta diri erat dikaitkan dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya dan mengaktualisasikan diri. Jadi di dalam diri manusia mencintai sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya, sebaliknya di dalam diri manusia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur'an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri, cenderung untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya. Melalui ucapan nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
- Cinta kepada sesama manusia, Agar manusia dapat hidup dengan penuh rasa sayang, keserasian, keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh egoisme harus menyeimbangi cinta kepada dirinya dengan cinta kepada orang lain. Al-Qur'an juga menyuru kepada orang-orang yang beriman agar saling mencintai kepada orang lain, seperti cinta kepada dirinya.
- Cinta seksual, Cinta erat di kaitkan dengan dorongan seksual, sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri. Ia pun merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga. Tetapi di dalam islam. Cinta seksual ini yang sudah mempunyai status pernikahan yang sah.
- Cinta kebapakan, Cinta kebapakan dalam Al-Qur'an di isyaratan dalam kisah nabi Nuh as. betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta, kasih sayang, dan belas kasihan untuk nai ke perahu agar tidak tenggelam di telan ombak.
- Cinta kepada Allah, Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih, dan spiritual ialah cinta kepada allah dan kerinduan kepada-Nya. Tidak hanya dalam sholat, pujian, dan doanya saja tetapi juga dalam semua dan tingkah lakunya. Semua itu di tujukan hanya kepada allah untuk mengharapkan ridho-Nya.
- Cinta kepada Rasul, di utus oleh allah sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada allah.
3. Kasih Sayang
Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan
tentang adanya macam macam cinta, yaitu:
a.
Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam
tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas –
batas manusia berdasarkan SARA.
b.
Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada
cinta seorang ibu terhadap anaknya.
c.
Cinta Erotis, kasih sayang yang bersumber dai
cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga
memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan
erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul
rasa kasih sayang.
d.
Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri
sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa
seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
e.
Cinta Terhadap Allah
4. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra
yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan
keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan
merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan,
keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
a.
Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam
masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan
organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
b.
Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara
pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal
perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya
semakin berkurang.
c.
Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi
manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan
jalan – jalan dan sebagainya.
5. Pemujaan
Pemujaan berasal dari kata puja
yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala.
Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang dicintai,
pahlawan dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada
Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya.
Cara Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan
ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan
tempat komunikasi manusia dengan Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi
pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang
lebih indah.
6. Belas Kasihan
Belas kasihan, welas asih, atau kepedulian
adalah emosi manusia
yang muncul akibat penderitaan orang lain. Lebih kuat dari pada empati , perasaan
ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan orang lain.
7. Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih erotis adalahkehausan
akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. Pada
hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat ekslusif, bukan universal, dan juga
barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat di percaya.
Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman
yang eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu keruntuhan tiba-tiba tembok yang
sampai waktu itu terdapat diantara 2orang yang asing 1sama lain. Tetapi seperti
yang telah di katakan terlebih dahulu, pengalaman intimitas, kemesraan yang
tiba-tiba ini pada hakekatnya hanyalah sementara saja. Dalam cinta kasih erotis
terdapat ekskllusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan
cinta kasih keibuan. Ciri-ciri eksklusif dalam cinta kasih erotis ini perlu di
bicarakan lebih lanjut. Kerap kali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis di
salah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik. Cinta kasih
erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai 1 pendirian, yaitu bahwa
seseorang sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang
sedalam-dalamnya, dan menerima pribadi orang lain yang sedalam-dalamnya.
Sumber :
1.http://galangwpatria.blogspot.com/2012_01_01_archive.html
Subscribe to:
Posts (Atom)