Sunday, December 27, 2015
Keinginan Karir di Masa Depan
1:18 AM | Posted by
Unknown |
Edit Post
Dalam
pembahasan kali ini, saya ingin membahas tentang karir di masa depan yang akan
saya geluti. Jika kita berbicara mengenai cita-cita karir di masa depan,
tentunya setiap orang pasti memiliki karis yang berbeda-beda. Seperti saya,
saat saya kecil saya bercita-cita ingin menjadi seorang Dokter, tetapi setelah
saya dewasa saya menyadari bahwa menjadi Dokter itu tidaklah mudah. Menurut
saya menjadi seorang dokter membutuhkan kriteria yang cukup sulit salah satunya
tidak boleh jijik dalam hal apapun itu sedangkan saya tipe orang yang jijik
jika melihat hal seperti orang di operasi dll. Lalu saya memutuskan
meninggalkan cita-cita saya di waktu kecil itu. Sekarang setelah saya berkuliah
di Universitas Gunadarma jurusan Psikologi, saya mulai menyukai tentang karakter dan kepribadian orang lain. Setelah lulus
kuliah saya ingin bekerja disalah satu BANK Indonesia atau di salah satu
perusahaan besar yang ada di Indonesia yaitu menjadi seorang HRD yang berkaitan
dengan rekrutmen pegawai. HRD merupakan salah satu bagian terpenting daru
perusahaan, karena mengaturs aset yang menjadi jantung utama mereka, yakni Sumber
Daya Manusia (SDM).
HRD
atau Human Resource Development adalah bagian atau departemen dari perusahaan
yang tugas utamanya adalah mengolah sumber daya manusia di perusahaan, mulai
dari perencanaan yang sering disebut perencanaan SDM, sering disebut rekrutmen
dan seleksi, pengembangan sering disebut pelatihan dan pengembangan , manajemen
kinerja sering disebut Perfomance
Management. Arti lain dari Human Resources Development (Sumber Daya
Manusia/SDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup
karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen
sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia juga dapat diartikan sebagai
suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi
atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan
jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Sumber:
Nama :
Nurul Reikhana Selvya
Npm :
15512546
Kelas :
4PA12
Tuesday, November 3, 2015
Penerapan Sistem Informasi dalam Bidang Psikologi
12:45 AM | Posted by
Unknown |
Edit Post
Nama : Nurul Reikhana Selvya
Npm : 15512546
Kelas : 4PA12
Npm : 15512546
Kelas : 4PA12
TUGAS 2
Penerapan Sistem
Informasi dalam Bidang Psikologi
Menurut Ladjamudin
(2005), sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang
terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu
menyajikan informasi.
Psikologi sendiri
berbicara tentang manusia. jika digabungkan, sistem informasi psikologi
mencangkup : Hardware,Software, People, Procedurs , Data
dan manusia. Dimana Hardware dan software sebagai mesin. Sedangkan prosedur
dan manusia sebagai pelaku, Dan data berfungsi sebagai jembatan dari keduanya.
Sistem informasi bisa dimanfaatkan oleh pelaku psikologi untuk membantu mereka
saat penghitungan skor dalam beberapa tes psikologi. Jadi sistem informasi psikologi adalah suatu
bidang kajian ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara ilmu psikologi itu
sendiri dalam kaitannya dengan penggunaan komputer dan aplikasinya dalam bidang
psikologi. Perusahaan sekarang ini banyak menggunakan software tentang alat tes
agar waktu yang digunakan dalam menyeleksi calon karyawan baru lebih cepat dan
efisien, serta tidak membuang tenaga para penyeleksinya juga, sebut saja
psikotes. Psikotest merupakan prosedur pemeriksaan yg telah mengalami
pembakuan, yg dimaksudkan untuk menyelidiki dan menetapkan sifat-sifat psikis
khusus individu serta melakukan pengujian mental.
Kelebihan dan
kekurangan dari sistem informasi psikologi memberikan banyak keuntungan dari
segi penghematan waktu, tenaga, dan memudahkan kinerja user (pemakai) dalam
mengukur kepribadiannya masing-masingn jika dilihat dari contoh tersebut.
Kekurangannya yaitu tidak dapat melihat secara detail hasilnya. Saat ini laboratorium psikologi juga menggunakan prinsip ilmu
komputer untuk menghemat tenaga dan waktu.
Contoh:
Contoh:
1.
Konseling online
(anak-anak, remaja, wanita dll) yang sekarang banyak beredar dan banyak hadir
di situs jejaring sosial. Prayitno dan Amti (2004) mengemukakan bahwa
konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seorang atau beberapa orang individu,
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
2.
Tes Psikologi
adalah suatu pengukuran yang objektif dan terstandar terhadap sampel dari suatu
perilaku. Contohnya tes psikologi yaitu : PAULI, PAPIKOSTICK, dan IST.
a. Tes pauli adalah tes untuk melihat hasil kerja
yang dipengaruhi oleh daya tahan, ketekunan, dan ketelitian.
b. Tes papikostick adalah tes yang digunakan
untuk mengukur dinamika kepribadian dari seseorang dengan memperhatikan
keterkaitannya dengan dunia sekitarnya.
c. Tes IST (Intelligenz Struktur Test) merupakan
salah satu tes psikologi untukmengukur tingkat intelegensi seseorang. Tes IST
sangat familiar digunakan oleh biro-biro psikologi saat ini.
Dalam psikologi faal juga terdapat serangkaian
tes yang salah satunya adalah tes berdasarkan bercak tinta dan tes blackdots.
Jadi sangat erat kaitannya antara ilmu psikologi dan sistem informasi, karena
beberapa tes psikologi yang sudah dijelaskan tadi dapat dikelola menggunakan
sistem komputer.
Sebuah sistem informasi yang dibangun dan
dipelihara dengan baik akan memberikan manfaat bagi pemakainya. Namun, ternyata
sistem informasi juga memiliki dampak negatif, terutama pada psikologis
seseorang, contohnya:
1. Information anxiety
Banyaknya
informasi yang diterima seringkali membuat kita kesulitan dalam memilah
prioritas dan menentukan kebenaran, hingga akhirnya kita mengalami kecemasan
dan berakhir dengan terjebak leh informasi tersebut.
2. Dehumanization
Hilangnya penghargaan atas nilai seseorang sebagai individu digantikan dengan sederet angka identitas yang tertera dalam sistem informasi.
Hilangnya penghargaan atas nilai seseorang sebagai individu digantikan dengan sederet angka identitas yang tertera dalam sistem informasi.
3. Health Issues
Stress yang
ditimbulkan oleh penggunaan peralatan dan aplikasi berbasis teknologi
informasi. Pengaruh radiasi gelombang elektromagnetik terutama pada ponsel,
pengaruh radiasi layar monitor, masalah persendian akibat kesalahan penggunaan
keyboard dan mouse, dsb.
4. Lost of Privacy
Identitas digital
yang dimiliki setiap orang membuat keberadaan orag tersebut selalu terdeteksi.
5. Cookies
Semakin banyak
informasi yang kita tampilkan di internet, dengan atau tanpa kita sadari yang
membuat peluang penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. Contoh:
Facebook, Twitter, Friendster.
6. Digital Gap
Semakin nyata
adanya kesenjangan antara kelompok yang menguasai TI dengan kelompok yang tidak
menguasai TI baik dalam kesehatan maupun dalam pekerjaan.
7. Possible Massive Unemployment
Adanya
pengurangan tenaga kerja terhadap pekerja yang tidak menguasai TI, padahal
belum tentu orang-orang yang tidak menguasai TI memiliki potensi yang handal.
8. Impact of Globalization on Culture
Semakin menipisnya nilai-nilai budaya
lokal akibat pengaruh globalisasi. Misalnya, kebanyakn orang mengunduh
lagu-lagu asing dan modern, hingga lagu-lagu daerah tidak didengarkan lagi
bahkan tidak diketahui.
Sumber :
https://books.google.co.id/books?id=OxNmCAAAQBAJ&pg=PA32&dq=tes+papi+kostick+adalah&hl=id&sa=X&ved=0CBkQ6AEwAGoVChMIs6CrrOfVyAIVxnCOCh1gcAy1#v=onepage&q=tes%20papi%20kostick%20adalah&f=false
Monday, October 5, 2015
Sistem Informasi Psikologi (Tugas 1)
8:16 PM | Posted by
Unknown |
Edit Post
Nama : Nurul Reikhana
Selvya
NPM : 15512546
Kelas : 4PA12
Sistem Informasi Psikologi
di Bidang kesehatan
1. Pendahuluan
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
akan berperan besar dalam meningkatkan layanan kesehatan warga dunia. Akselerasi penggunaan TIK dalam dunia kesehatan semakin
meningkat dan mudah dengan adanya partisipasi Google Inc yang mulai
menyediakan layanan Medical Record Service.Perkembangan teknologi informasi yang
begitu pesat telah berkembang ke berbagai sektor termasuk kesehatan.
2. Definisi Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan adalah sistem
pengolahan data dan informasi kesehatan untuk mendukung manajemen kesehtan
dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sistem
informasi kesehatan sekarang ini sudah menggunakan konsep sistem komputerisasi
dimana komputer berperan membantu penyelesaian masalah dengan cepat , tidak
terencana secara baik sebuah sistem informasi adalah faktor utama kegagalan
sebuah sistem informasi untuk itu sebuah sistem informasi harus di rencanakan
secara matang.
Sistem Informasi Kesehatan merupakan
gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus
informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi)
untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan selalu diperlukan
dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan
prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan
pemantauan hingga proses evaluasi.
3.
Komponen Sistem Informasi Kesehatan
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan
salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan
di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut
adalah:
·
Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
·
Medical product, vaccine, and technologies (produk
medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)
·
Health worksforce (tenaga medis)
·
Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
·
Health information system (sistem informasi kesehatan)
·
Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
4.
Sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia,
yaitu:
·
Upaya kesehatan
·
Penelitian dan pengembangan kesehatan
·
Pembiayaan kesehatan
·
Sumber daya manusia (SDM) kesehatan
·
Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
·
Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
·
Pemberdayaan masyarakat.
5.
Manfaat dari sistem
informasi kesehatan
·
Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan di
rumah sakit
·
Memudahkan rumah sakit untuk mendaftar setiap pasien
yang berobat di situ
·
Semua kegiatan di rumah sakit terkontrol dengan baik /
bekerja secara tersturktur
6. Tujuan Sistim Informasi Kesehatan
Tujuan dari dikembangkannya sistem informasi kesehatan
adalah :
Sistem informasi kesehatan ( SIK ) merupakan subsistem dari
Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ) yang berperan dalam memberikan informasi
untuk pengambilan keputusan di setiap jenjang adminisratif kesehatan baik di
tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana
teknis seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas
Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan
bentuk-bentuk Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ), dengan tujuan dikembangkannya
berbagai bentuk SIK tersebut adalah agar dapat mentransformasi data yang
tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun non rutin menjadi sebuah
informasi.
7.
Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehtan di Indonesia
Sistem Informasi
Kesehatan Nasional ( SIKNAS ) adalah sistem informasi yang berhubungan dengan
sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun internasional dalam
rangka kerjasama yang saling menguntung-kan. SIKNAS bukanlah suatu sistem
yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem kesehatan.
Oleh karena itu, SIK di tingkat pusat merupakan bagian dari sistem
kesehatan nasional, di tingkat provinsi merupakan bagian dari sistem kesehatan
provinsi, dan di tingkat kabupaten atau kota merupakan bagian dari sistem
kesehatan kabupaten atau kota.
SIKNAS di bangun dari himpunan atau jaringan
sistem-sistem informasi kesehtan provinsi dan sistem informasi kesehatan
provinsi di bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi
kesehatan kabupaten atau kota.
Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi / jaringan virtual
sistem informasi kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan
dan hanya bisa diakses bila telah dihubungkan. Jaringan SIKNAS merupakan
infrastruktur jaringan komunikasi data terintegrasi dengan menggunakan Wide Area
Network ( WAN ), jaringan telekomunikasi yang mencakup area yang
luas serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area
Network ( LAN ) yang
berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer lainnya. Selain itu juga akan
dikembangkan program mobile health ( mHealth ) yang dapat langsung terhubung
ke sistem informasi puskesmas ( aplikasi SIKDA Generik ).
Sumber
:
http://perpustakaanradiologi.blogspot.co.id/2014/01/sistem-informasi-di-bidang-kesehatan.html
http://fseptian.mhs.uksw.edu/2012/11/sistem-informasi-kesehatan.html
http://www.kompasiana.com/asnawiok/sistem-informasi-kesehatan_54fd1a38a33311111d50f878
http://fseptian.mhs.uksw.edu/2012/11/sistem-informasi-kesehatan.html
http://www.kompasiana.com/asnawiok/sistem-informasi-kesehatan_54fd1a38a33311111d50f878
Sunday, June 21, 2015
PSIKOTERAPI
5:32 AM | Posted by
Unknown |
Edit Post
Nama : Nurul Reikhana Selvya
NPM : 15512546
Kelas : 3PA12
PSIKOTERAPI
A. Pengertian Terapi Kelompok
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang
dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau
petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental
Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Sitohang, 2011).
Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan
secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan
interpersonal (Yosep dalam Sitohang, 2011).
Terapi Kelompok adalah bentuk terapi yang melibatkan
satu kelompok dari pertemuan yang telah direncanakan oleh seorang terapis yang
ahli untuk memfokuskan pada satu atau lebih dalam hal:
1. Kesadaran dan
pengertian diri sendiri.
2. Memperbaiki
hubungan interpersonal.
3. Perubahan
tingkah laku.
B. Cara
Melakukan Terapi Kelompok
1.
Tahap Intake
Tahap
ini ditandai oleh adanya pengakuan dari klien mengenai masalahnya yang
mungkin tepat dipecahkan melalui terapi kelompok ataupun terapis juga dapat
menelaah situasi yang dialami klien. Tahap intake disebut
juga sebagai tahap kontrak antara terapis dengan klien, karena pada tahap ini
terdapat persetujuan dan komitmen antara terapis dan klien untuk melakukan
kegiatan-kegiatan perubahan tingkah laku melalui terapi kelompok.
2. Tahap Assesmen dan
Perencanaan Intervensi
Terapis dan para
anggota terapi (klien) mengidentifikasi permasalahan, tujuan-tujuan kelompok
serta merancang rencana tindakan pemecahan masalah. Pada tahap ini juga dibahas
tempat atau ruangan pelaksanaan terapi kelompok, frekuensi pertemuan, lama
pertemuan dan waktu yang dibutuhkan.
3. Tahap Penyeleksian
Anggota
Penyeleksian
anggota untuk membentuk suatu kelompok harus dilakukan terhadap orang-orang
yang paling mungkin mendapatkan manfaat dari keterlibatannya dalam kelompok.
Dalam pembentukan kelompok harus mempertimbangkan tipe permasalahan, persamaan
tujuan, persamaan jenis kelamin untuk masalah-masalah tertentu dan tingkatan
umur
4. Tahap Pengembangan
Kelompok
Norma-norma,
harapan-harapan, nilai-nilai dan tujuan-tujuan kelompok akan muncul dalam tahap
ini sehingga dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aktivitas serta relasi
yang berkembang dalam kelompok. Oleh karena itu, pada tahap ini terapis
memegang peranan penting untuk dapat membantu kelompok mencapai tujuan.
5. Tahap
Evaluasi dan Terminasi
Dalam langkah ini
terapis perlu melihat sejauh mana keberhasilan terapi kelompok yang telah
dijalankan melalui evaluasi. Berdasarkan hasil evaluasi, maka dilakukanlah
terminasi atau pengakhiran kelompok. Terminasi dilakukan berdasakan
pertimbangan dan alasan mengenai tujuan individu maupun kelompok tercapai,
waktu yang ditetapkan telah berakhir, kelompok gagal mencapai tujuan-tujuannya,
serta keberlanjutan kelompok dapat membahayakan satu atau lebih anggota
kelompok.
C. Manfaat Terapi Kelompok
- Membentuk sosialisasi.
- Meningkatkan identitas diri.
- Menyalurkan emosi secara konstruktif.
- Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari.
- Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
- Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti kognitif dan afektif
- Bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan kemampuan tentang masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya.
D. Kasus – Kasus yang Diselesaikan Dalam Terapi Kelompok
- Kecanduan alcohol, rokok, dan obat-obatan terlarang
- Kecemasan yang berlebihan
- Kemalasan bekerja
- Konflik antar pegawai
- Kenakalan remaja
- kekerasan seksual
- Perilaku kekerasan pada penderita skizofrenia
- Stress dalam menghadapi penyakit
- Permasalahan hubungan sosial
E. Contoh Kasus Dalam Terapi Kelompok
Mila adalah Seorang
mahasiswa tingkat tiga di salah satu Universitas ternama di kota Makassar. Mila
dalam keseharian dikenal sebagai seorang mahasiswa yang ramah oleh
teman-temannya. Tidak ada yang salah dalam perilakunya, namun lain halnya bagi
teman-teman dekat Mila. Mereka merasa bahwa Mila memiliki kecemasan yang
berlebihan, sehingga setiap saat harus ditemani oleh temannya. Terutama dalam
hal-hal yang membutuhkan pilihan. Bagi teman-temannya, perilaku Mila yang terlalu
bergantung pada orang lain cukup mengganggu, mereka mengkhawatirkan apa yang
akan terjadi jika tidak ada mereka disamping Mila. Setelah melakukan wawancara
langsung dengan Mila yang dibungkus dalam bentuk curhat-curhatan, Mila mengaku
bahwa ia menjadi seperti itu karena Mila yang juga merupakan anak bungsu dan
satu-satunya anak perempuan di keluarganya sewaktu kecil segalanya diuruskan
oleh orang tua dan kakak-kakaknya. Mila mengatakan bahwa pernah sekali ia
bermain dengan ayahnya, ketika sang ayah tidak melihat Mila yang tengah
bersembunyi dibalik tembok dan tiba-tiba mengagetkan ayahnya. Namun, ternyata
ayahnya langsung jatuh dan kejang-kejang sambil memegang dadanya, dan setelah
dirujuk ke dokter diketahui bahwa ayahnya terkena penyakit jantung. Mila sangat
sedih dan ketakutan dan mengaku bahwa saat itulah pertama kalinya ia dimarahi
habis-habisan oleh kakak-kakaknya. Pada kasus tersebut dapat ditangani dengan
metode penanganan gestal: Terapi kelompok, klien dalam terapi kelompok biasanya
merasakan kelegaan dan harapan karena menyadari bahwa masalah mereka tidaklah
unik. Terapi kelompok memberi mereka dukungan situasiyang kondusif untuk
diskusi yang terus terang mengenai dorongan dan metodekontrak diri. Selain
adanya keinginan dari klien untuk melakukan perubahan, dukungan dari luar juga
mempengaruhi. Didalam terapi kelompok klien diberikan dukungan dari orang-orang
yang ada disekitarnya sehingga dapat membantu terjadinya perubahan perilaku
pada klien.
Sumber :
Sihotang,
L. (2011). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Persepsi Terhadap Kemampuan Mengontrol. Medan: USU: Tidak diterbitkan.
Slamet, I.S.S &
Markam, S. (2007). Pengantar psikologi klinis. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Tomb, D, A. (2003). Buku Saku Psikiatri. Edisi 6. Jakarta:
EGC
Sunday, January 11, 2015
Psikologi Manajemen Tugas 4
6:03 AM | Posted by
Unknown |
Edit Post
KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
A.
Definisi
Komunikasi
Berikut ini
adalah pengertian komunikasi menurut para ahli:
1.
Raymond Ross,
Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol
sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/makna dari
pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
2.
Bernard Barelson
& Garry A. Steiner,Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan,
emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata,
gambar, grafis, angka, dsb.
3.
Colin Cherry,
Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan
untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang
ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
B.
Proses Komunikasi
Sebagai suatu proses, komunikasi
mempunyai persamaan dengan bagaimana seseorang mengekspresikan perasaan,
hal-hal yang berlawanan (kontradiktif), yang sama (selaras, serasi), serta
meliputi proses menulis, mendengarkan, dan mempertukarkan informasi.
Proses komunikasi dapat terjadi
apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan
motif komunikasi. Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut.
1.
Penginterpretasian
Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi,
terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama
bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil
menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih
abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut
interpreting.
2.
Penyandian
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang
bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang
komunikasi. Tahap ini disebut encoding , akal budi manusia berfungsi sebagai
encorder , alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3.
Pengiriman
Proses ini
terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang
komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim
pesan.
4.
Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan,
sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5.
Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang
komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6.
Penyandian balik
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang
komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga
akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7.
Penginterpretasian.
Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang
komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
C.
Hambatan dalam Komunikasi
Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam
Komunikasi :
1. Hambatan
dari Proses Komunikasi
a)
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi
oleh perasaan atau situasi emosional.
b)
Hambatan dalam penyandian/symbol Hal ini dapat terjadi
karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari
satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau
bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c)
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam
penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik
sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
d)
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam
menafsirkan sandi oleh si penerima.
e) Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya
perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan
yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
f)
Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang
diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif,
tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan
Fisik
Hambatan
fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi,
dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.
3. Hambatan
Semantik
Kata-kata
yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4. Hambatan
Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial
kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta
harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
D.
Pengertian Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi atau
perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan
atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan
(downward communication), bawahan dengan atasan (upward communication), maupun
antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral communication). Secara
sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman
suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif
menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi
secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang
lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek
umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai dari adanya pesan
yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui suatu channel
(saluran), kemudian diterima oleh penerima. Adapun komunikasi interpersonal
efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu componential dan
situational.
1. Componential Menjelaskan komunikasi antar pribadi
dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian
pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2.
Situasional Interaksi tatap muka antara dua orang
dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.
E.
Model Pengolahan Informasi dalam Komunikasi
Model Pengolahan Informasi pada
dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri)
manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data,
merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan
bahasa untuk mengungkapkannya Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4
yaitu:
1) Rational
Proses
informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap kembali informasi.
Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi terjadi pada saat siswa
menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi terjadi pada saat siswa harus
menghafal, memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap
kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa
harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu perlu dikemukakan bahwa
informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu indera
pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi masuk
ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera pendengaran dan penglihatan.
Berdasarkan alas an tersebut , maka media yang banyak digunakan adalah media
audio, media visual, dan media audiovisual (gabungan media audio dan visual).
Belakangan berkembang konsep multimedia, yaitu penggunaan secara serentak lebih
daripada satu media dalam proses komunikasi, informasi dan pembelajaran. Konsep
multimedia diasarkan atas pertimbangan bahwa penggunaan lebih dari pada satu
media yang menyentuh banyak indera akan membuat proses komunikasi termasuk
proses pembelajaran lebih efektif. Dalam proses komunikasi atau proses
informasi (dan juga proses pembelajaran) sering dijumpai masalah atau
kesulitan. Beberapa masalah dalam proses komunikasi, misalnya: Ditinjau dari
pihak siswa: Kesulitan bahasa, sukar menghafal, terjadi distorsi atau
ketidakjelasan, gangguan pancaindera, sulit mengungkap kembali, sulit menerima
pelajaran, tidak tertarik terhadap materi yang dipelajari, dsb. Di tinjau dari
pendidik, misalnya pendidik tidak mahir mengemas dan menyajikan materi
pelajaran, faktor kelelahan, ketidak ajegan, dsb. Ditinjau dari pesan atau
materi yang disampaiakan, misalnya: materi berada jauh dari tempat siswa,
materi terlau kecil, abstrak, terlalu besar, berbahaya kalau disentuh.
2) Limited
capacity
3) Expert
4)
Cybernetic
F. Model
Interaktif Manajemen
1. Confidence Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi
karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi
bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2.
Immediacy Ini adalah model organisasi yang membuat
suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
3. Interaction management Adanya berbagai interaksi dalam
manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang
bersangkutan.
4.
Expressiveness Mengembangkan suatu komitmen dalam
suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5.
Other-orientation Dalam hal ini suatu manajemen
organisasi berorientasi pada pegawai.
Nama : Nurul
Reikhana Selvya
Kelas : 3PA12
NPM : 15512546
Sumber :
http://choirunnisawijayanti.blogspot.com/2013/11/komunikasi-dalam-manajemen.html
http://www.academia.edu/5342453/Proses_Komunikasi
http://beruangkaki5.blogspot.com/2012/06/hambatan-hambatan-dalam-komunikasi.html
KOMUNIKASI DALAM
MANAJEMEN
A. Definisi Komunikasi
Berikut ini adalah pengertian komunikasi menurut para ahli:
a) Raymond Ross, Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan
pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar
membangkitkan respons/makna dari pemikiran yang serupa dengan yang
dimaksudkan oleh komunikator
b) Bernard Barelson & Garry A. Steiner,Komunikasi adalah proses
transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan
menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb
c) Colin Cherry, Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling
menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan
komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus
rangsangan dan pembangkitan balasannya.
B. Proses Komunikasi
Sebagai suatu proses, komunikasi mempunyai persamaan dengan bagaimana
seseorang mengekspresikan perasaan, hal-hal yang berlawanan
(kontradiktif), yang sama (selaras, serasi), serta meliputi proses
menulis, mendengarkan, dan mempertukarkan informasi.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan
ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Tahapan
proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Penginterpretasian
Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri
komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak
motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil
menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih
abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut
interpreting.
2. Penyandian
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak
berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi.
Tahap ini disebut encoding , akal budi manusia berfungsi sebagai
encorder , alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi,
mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut
transmitter, alat pengirim pesan.
4. Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan
dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui
peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian balik
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima
melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya
berhasil menguraikannya (decoding).
7. Penginterpretasian.
Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil
diurai kan dalam bentuk pesan.
C. Hambatan dalam Komunikasi
Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
§ Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan
belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional.
§ Hambatan dalam penyandian/symbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas
sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara
si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan
terlalu sulit.
§ Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga
tidak dapat mendengarkan pesan.
§ Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi
oleh si penerima
§ Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan
tidak mencari informasi lebih lanjut.
§ Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak
tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan
alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan
alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai
arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi
pesan dan penerima.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,
misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara
pengirim dan penerima pesan.
D. Pengertian Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif
atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota
organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication),
bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang
jabatannya setaraf (lateral communication). Secara sederhana, komunikasi
adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian
(meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan
pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi secara
langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang
lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang
dengan efek umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai
dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian
ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh
penerima. Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi
mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1. Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen
utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan
penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan
peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2. Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik
langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.
E. Model Pengolahan Informasi dalam Komunikasi
Model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan
dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk
memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data,
merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta
mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya
Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
1) Rational
Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap
kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi
terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi
terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna
pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada
saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan
pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu perlu dikemukakan bahwa
informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu
indera pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan.
Informasi masuk ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera
pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alas an tersebut , maka media
yang banyak digunakan adalah media audio, media visual, dan media
audiovisual (gabungan media audio dan visual). Belakangan berkembang
konsep multimedia, yaitu penggunaan secara serentak lebih daripada satu
media dalam proses komunikasi, informasi dan pembelajaran. Konsep
multimedia diasarkan atas pertimbangan bahwa penggunaan lebih dari pada
satu media yang menyentuh banyak indera akan membuat proses komunikasi
termasuk proses pembelajaran lebih efektif.
Dalam proses komunikasi atau proses informasi (dan juga proses
pembelajaran) sering dijumpai masalah atau kesulitan. Beberapa masalah
dalam proses komunikasi, misalnya:
Ditinjau dari pihak siswa: Kesulitan bahasa, sukar menghafal, terjadi
distorsi atau ketidakjelasan, gangguan pancaindera, sulit mengungkap
kembali, sulit menerima pelajaran, tidak tertarik terhadap materi yang
dipelajari, dsb. Di tinjau dari pendidik, misalnya pendidik tidak mahir
mengemas dan menyajikan materi pelajaran, faktor kelelahan, ketidak
ajegan, dsb. Ditinjau dari pesan atau materi yang disampaiakan,
misalnya: materi berada jauh dari tempat siswa, materi terlau kecil,
abstrak, terlalu besar, berbahaya kalau disentuh.
2) Limited capacity
3) Expert
4) Cybernetic
F. Model Interaktif Manajemen
1. Confidence
Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman.
Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan
menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2. Immediacy
Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut
menjadi segar dan tidak membosankan
3. Interaction management
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga
menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
4. Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai
macam ekspresi perilaku.
5. Other-orientation
Dalam hal ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
KOMUNIKASI DALAM
MANAJEMEN
A. Definisi Komunikasi
Berikut ini adalah pengertian komunikasi menurut para ahli:
a) Raymond Ross, Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan
pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar
membangkitkan respons/makna dari pemikiran yang serupa dengan yang
dimaksudkan oleh komunikator
b) Bernard Barelson & Garry A. Steiner,Komunikasi adalah proses
transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan
menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb
c) Colin Cherry, Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling
menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan
komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus
rangsangan dan pembangkitan balasannya.
B. Proses Komunikasi
Sebagai suatu proses, komunikasi mempunyai persamaan dengan bagaimana
seseorang mengekspresikan perasaan, hal-hal yang berlawanan
(kontradiktif), yang sama (selaras, serasi), serta meliputi proses
menulis, mendengarkan, dan mempertukarkan informasi.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan
ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Tahapan
proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Penginterpretasian
Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri
komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak
motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil
menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih
abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut
interpreting.
2. Penyandian
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak
berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi.
Tahap ini disebut encoding , akal budi manusia berfungsi sebagai
encorder , alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi,
mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut
transmitter, alat pengirim pesan.
4. Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan
dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui
peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian balik
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima
melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya
berhasil menguraikannya (decoding).
7. Penginterpretasian.
Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil
diurai kan dalam bentuk pesan.
C. Hambatan dalam Komunikasi
Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
§ Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan
belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional.
§ Hambatan dalam penyandian/symbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas
sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara
si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan
terlalu sulit.
§ Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga
tidak dapat mendengarkan pesan.
§ Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi
oleh si penerima
§ Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan
tidak mencari informasi lebih lanjut.
§ Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak
tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan
alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan
alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai
arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi
pesan dan penerima.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,
misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara
pengirim dan penerima pesan.
D. Pengertian Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif
atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota
organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication),
bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang
jabatannya setaraf (lateral communication). Secara sederhana, komunikasi
adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian
(meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan
pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi secara
langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang
lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang
dengan efek umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai
dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian
ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh
penerima. Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi
mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1. Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen
utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan
penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan
peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2. Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik
langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.
E. Model Pengolahan Informasi dalam Komunikasi
Model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan
dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk
memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data,
merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta
mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya
Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
1) Rational
Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap
kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi
terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi
terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna
pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada
saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan
pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu perlu dikemukakan bahwa
informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu
indera pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan.
Informasi masuk ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera
pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alas an tersebut , maka media
yang banyak digunakan adalah media audio, media visual, dan media
audiovisual (gabungan media audio dan visual). Belakangan berkembang
konsep multimedia, yaitu penggunaan secara serentak lebih daripada satu
media dalam proses komunikasi, informasi dan pembelajaran. Konsep
multimedia diasarkan atas pertimbangan bahwa penggunaan lebih dari pada
satu media yang menyentuh banyak indera akan membuat proses komunikasi
termasuk proses pembelajaran lebih efektif.
Dalam proses komunikasi atau proses informasi (dan juga proses
pembelajaran) sering dijumpai masalah atau kesulitan. Beberapa masalah
dalam proses komunikasi, misalnya:
Ditinjau dari pihak siswa: Kesulitan bahasa, sukar menghafal, terjadi
distorsi atau ketidakjelasan, gangguan pancaindera, sulit mengungkap
kembali, sulit menerima pelajaran, tidak tertarik terhadap materi yang
dipelajari, dsb. Di tinjau dari pendidik, misalnya pendidik tidak mahir
mengemas dan menyajikan materi pelajaran, faktor kelelahan, ketidak
ajegan, dsb. Ditinjau dari pesan atau materi yang disampaiakan,
misalnya: materi berada jauh dari tempat siswa, materi terlau kecil,
abstrak, terlalu besar, berbahaya kalau disentuh.
2) Limited capacity
3) Expert
4) Cybernetic
F. Model Interaktif Manajemen
1. Confidence
Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman.
Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan
menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2. Immediacy
Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut
menjadi segar dan tidak membosankan
3. Interaction management
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga
menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
4. Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai
macam ekspresi perilaku.
5. Other-orientation
Dalam hal ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
KOMUNIKASI DALAM
MANAJEMEN
A. Definisi Komunikasi
Berikut ini adalah pengertian komunikasi menurut para ahli:
a) Raymond Ross, Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan
pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar
membangkitkan respons/makna dari pemikiran yang serupa dengan yang
dimaksudkan oleh komunikator
b) Bernard Barelson & Garry A. Steiner,Komunikasi adalah proses
transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan
menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb
c) Colin Cherry, Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling
menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan
komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus
rangsangan dan pembangkitan balasannya.
B. Proses Komunikasi
Sebagai suatu proses, komunikasi mempunyai persamaan dengan bagaimana
seseorang mengekspresikan perasaan, hal-hal yang berlawanan
(kontradiktif), yang sama (selaras, serasi), serta meliputi proses
menulis, mendengarkan, dan mempertukarkan informasi.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan
ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Tahapan
proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Penginterpretasian
Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri
komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak
motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil
menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih
abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut
interpreting.
2. Penyandian
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak
berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi.
Tahap ini disebut encoding , akal budi manusia berfungsi sebagai
encorder , alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi,
mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut
transmitter, alat pengirim pesan.
4. Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan
dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui
peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian balik
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima
melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya
berhasil menguraikannya (decoding).
7. Penginterpretasian.
Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil
diurai kan dalam bentuk pesan.
C. Hambatan dalam Komunikasi
Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
§ Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan
belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional.
§ Hambatan dalam penyandian/symbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas
sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara
si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan
terlalu sulit.
§ Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga
tidak dapat mendengarkan pesan.
§ Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi
oleh si penerima
§ Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan
tidak mencari informasi lebih lanjut.
§ Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak
tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan
alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan
alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai
arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi
pesan dan penerima.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,
misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara
pengirim dan penerima pesan.
D. Pengertian Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif
atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota
organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication),
bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang
jabatannya setaraf (lateral communication). Secara sederhana, komunikasi
adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian
(meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan
pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi secara
langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang
lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang
dengan efek umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai
dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian
ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh
penerima. Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi
mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1. Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen
utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan
penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan
peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2. Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik
langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.
E. Model Pengolahan Informasi dalam Komunikasi
Model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan
dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk
memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data,
merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta
mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya
Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
1) Rational
Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap
kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi
terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi
terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna
pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada
saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan
pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu perlu dikemukakan bahwa
informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu
indera pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan.
Informasi masuk ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera
pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alas an tersebut , maka media
yang banyak digunakan adalah media audio, media visual, dan media
audiovisual (gabungan media audio dan visual). Belakangan berkembang
konsep multimedia, yaitu penggunaan secara serentak lebih daripada satu
media dalam proses komunikasi, informasi dan pembelajaran. Konsep
multimedia diasarkan atas pertimbangan bahwa penggunaan lebih dari pada
satu media yang menyentuh banyak indera akan membuat proses komunikasi
termasuk proses pembelajaran lebih efektif.
Dalam proses komunikasi atau proses informasi (dan juga proses
pembelajaran) sering dijumpai masalah atau kesulitan. Beberapa masalah
dalam proses komunikasi, misalnya:
Ditinjau dari pihak siswa: Kesulitan bahasa, sukar menghafal, terjadi
distorsi atau ketidakjelasan, gangguan pancaindera, sulit mengungkap
kembali, sulit menerima pelajaran, tidak tertarik terhadap materi yang
dipelajari, dsb. Di tinjau dari pendidik, misalnya pendidik tidak mahir
mengemas dan menyajikan materi pelajaran, faktor kelelahan, ketidak
ajegan, dsb. Ditinjau dari pesan atau materi yang disampaiakan,
misalnya: materi berada jauh dari tempat siswa, materi terlau kecil,
abstrak, terlalu besar, berbahaya kalau disentuh.
2) Limited capacity
3) Expert
4) Cybernetic
F. Model Interaktif Manajemen
1. Confidence
Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman.
Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan
menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2. Immediacy
Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut
menjadi segar dan tidak membosankan
3. Interaction management
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga
menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
4. Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai
macam ekspresi perilaku.
5. Other-orientation
Dalam hal ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Subscribe to:
Posts (Atom)